Pages

Ads 468x60px

Kamis, 06 September 2012

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN DI INDONESIA


PELUANG DAN TANTANGAN
Mengapa Orang Berwisata?
                Ketika kita berbicara tentang konsep “sadar wisata”, pemahaman yang muncul adalah bahwa masyarakat di suatu wilayah geografis tertentu yang memiliki potensi untuk dijadikan destinasi pariwisata, ingin menjadikan dirinya sebagai tuan rumah yang baik bagi wisatawan. Dengan demikian, kita harus memahami mengapa orang berwisata, apa yang mereka inginkan dari aktivitas tersebut, dan apa yang harus kita persiapkan/sediakan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Jika hal-hal tersebut tidak dipahami, maka akan terjadi konflik, baik di tingkat internal (antar pemangku kepentingan di destinasi pariwisata) maupun antara pemangku kepentingan di destinasi pariwisata dengan wisatawan.

                Wisatawan berkunjung ke suatu destinasi pariwisata karena “…seeks various psychic and physical experiences and satisfaction” (mencari pengalaman dan kepuasan yang bersifat psikis dan fisik).1berkaitan dengan hal tersebut, sebuah faktor penting yang harus dipahami terlebih dahulu sebelum sebuah destinasi pariwisata dikembangkan, adalah motivasi yang menjadi latar belakang seseorang untuk berwisata. R.W. McIntosh2 menjelaskan bahwa motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan perjalanan adalah sebagai berikut:
1.              Pleasure (bersenang-senang), dengan tujuan “melarikan diri” untuk sementara dari rutinitas sehari-hari;
2.      Relaxation, rest and recreation (beristirahat untuk menghilangkan stress), dengan tujuan untuk menjaga kesehatan tubuh dan pikiran. Hal tersebut antara lain dilakukan dengan mengunjungi lingkungan yang berbeda dengan yang dilihatnya sehari-hari, di mana lingkungan tersebut memberikan kesan damai dan menyehatkan;
3.      Health (kesehatan), yaitu berkunjung ke tempat-tempat yang dapat membantu menjaga kesehatan atau menyembuhkan penyakit;
4.      Participation in sports (olah raga yang bersifat rekreasi);
5.      Curiousity and culture (rasa ingin tahu dan motivasi yang berkaitan dengan kebudayaan), yang saat ini semakin meningkat kualitasnya karena perkembangan teknologi informasi dan peningkatan kualitas pendidikan. Motivasi yang menjadi latar belakang seseorang melakukan kunjungan dalam hal ini adalah keinginan untuk melihat destinasi pariwisata yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang sangat tinggi or yang menyelenggarakan aktivitas budaya yang sangat penting, seperti festival musik, festival seni, teater dan sebagainya;
6.      Ethnic and family (kesamaan etnik dan kunjungan kepada keluarga). Khusus berkaitan dengan kesamaan etnik, orang dapat termotivasi untuk mengunjungi suatu tempat karena dianggap sebagai tempat tinggal/kelahiran nenek moyangnya.
7.      Spiritual and Religious (alasan yang bersifat spiritual dan keagamaan);
8.      Status and prestige (menunjukkan status sosial dan gengsi), dengan tujuan untuk menunjukkan kepada orang lain bahwa seseorang memiliki status sosial dan gengsi yang tinggi karena mampu berwisata ke suatu destinasi pariwisata tertentu; dan,
9.      Professional or business (melakukan aktivitas yang berkaitan dengan profesi/pekerjaan), misalnya aktivitas menghadiri suatu sidang atau konferensi.
                Dengan memahami kesembilan motivasi tersebut, para pemangku kepentingan di suatu wilayah yang ingin mengembangkan diri menjadi destinasi pariwisata dapat menjadi lebih mudah ketika mulai melakukan identifikasi mengenai potensi daya tarik wisata yang ada di wilayahnya untuk ditawarkan kepada calon wisatawan. Sebagai contoh, karena Kabupaten Solok memiliki Danau Kembar yang indah, maka para pemangku kepentingan dalam industri pariwisata dapat membidik pasar yaitu para wisatawan yang memiliki motivasi relaxation, rest and recreationatau curiousity and culture. Hal ini mengandung pengertian pula bahwa infrastruktur dan suprastruktur yang disediakan memang sesuai dengan motivasi yang menjadi latar belakang seseorang untuk berwisata. Jika seseorang dengan motivasi relaxation, rest and recreation disuguhi destinasi pariwisata yang terlalu ramai dikunjungi wisatawan disertai tingkat kemacetan jalan dan polusi yang serius, maka destinasi pariwisata tersebut kemungkinan dapat dinilai memiliki citra yang buruk olehnya.

Senin, 23 Januari 2012

SEKILAS AKADEMI PARIWISATA EKA SAKTI PURWOKERTO

 

Pengantar AKPARES

Akademi Pariwisata (AKPARES) Purwokerto, sebagai lembaga pendidikan pariwisata dan perhotelan, merupakan lembaga pendidikan formal yang berada di bawah naungan Departemen Pendidikan Nasional, yang memiliki tujuan mendidik dan menghasilkan tenaga kerja pariwisata tingkat dasar, menengah dan tingkat atas.

Peluang Kerja bagi lulusan AKPARES Purwokerto

Dalam rangka untuk mempersiapkan lapangan pekerjaan bagi mahasiswa/i yang menyelesaikan studinya, maka AKPARES Purwokerto berencana mengadakan kerjasama dengan perusahaan yang bergerak di bidang perekrutan tenaga kerja terampil yang akan dipekerjakan ke luar negeri.